Pengantar Sosiologi Industri

Secara etimologi, istilah ‘sosiologi berasal dari kata socius yang berarti teman dan logos yang berarti pembicaraan. Artinya secara sederhana sosiologi adalah pembicaraan tentang pertemanan atau pergaulan. Secara bahasa, istilah industri berasal dari bahasa latin industria yang berarti tenaga kerja. Secara umum, industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengolah bahan  mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambahan untuk mendapatkan keuntungan. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Industri diartikan sebagai kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin. Dalam artian luas, industri merupakan setiap kegiatan manusia yang bergerak dalam bidang ekonomi yang memiliki sifat produktif dan komersial dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi kesimpulannya, industri adalah kegiatan memproses, mengolah atau mengubah sesuatu agar mempunyai nilai lebih menggunakan peralatan dan sarana produksi untuk tujuan komersil.

Menurut Roucek dan Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. Sementara itu menurut Ogburn dan Nimkopf, sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku sosial manusia dalam bermasyarakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sosiologi industri adalah salah satu cabang dari ilmu sosiologi yang secara khusus mempelajari struktur dan dinamika sosial masyarakat industri serta berbagai permasalahan sosial yang ada di dalamnya. Sosiologi Industri mengkaji masyarakat yang di pandang dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat.

Terdapat tiga materi utama yang dipelajari dalam sosiologi Industri, yaitu:
[1] Peranan industri dalam perubahan sosial, hal ini berhubungan dengan dampak dari eksistensi industri dalam kehidupan masyarakat baik dari segi sistem mata pencaharian, urbanisasi, hubungan sosial dan pola pikir masayrakat.

[2] Aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi proses: produksi, distribusi, dan konsumsi. Produksi adalah kegiatan mengubah atau mengolah sesuatu agar mempunyai nilai lebih dari sebelumnya. Kemudian distribusi adalah proses penyaluran atau penyebarluasan produk ke pasar. Sementara itu konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau pemakaian barang hasil produksi.

[3] Hubungan industri dengan berbagai struktur yang ada dalam masyarakat. Hal ini erat kaitanya dengan stratifikasi sosial masyarakat Industri. Stratifikasi sosial masyarakat industri sendiri ditandai dengan posisi kelas atas yang ditempati oleh para pengusaha atau pemilik modal, kemudian kelas menengah diduduki oleh para pekerja kerah putih (white collar) dan kelas terbawah di duduki oleh mereka para pekerja kasar atau buruh.

Terdapat 5 masalah yang umumnya dihadapi oleh buruh, terutama di Indonesia, yaitu:

1. Masalah gaji
Masalah ini merupakan masalah yang cukup mendasar bagi buruh. Rendahnya gaji atau terjadinya ketidaksesuaian antara pendapatan yang diperoleh dengan beban kerja yang mereka tanggung akan menyebabkan terjadinya aksi rotes kamum buruh. Gaji yang rendah pada akhirnya justru akan merugikan kedua belah pihak, dimana para buruh merasakan ketidakadilan dan para pengusaha akan merugi karena produktivitas pekerja yang menurun akibat aksi mogok kerja dan tidak adanya semangat kerja di kalangan para buruh. 

Solusi dari permasalahan ini terletak pada regulasi mengenai upah minimum bagi buruh. Kebijakan upah minimum ini harus disesuaikan dengan standar hidup yang ada di daerah tersebut. Semakin besar uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka semakin besar pula gaji yang harus mereka peroleh.

2. Masalah kesejahteraan hidup 
Pencapaian kesejahteraan, tergantung pada kemampuan gaji dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Gaji yang relative tetap, sedangkan kebutuhan hidup semakain bertambah membuat kualitas kesejahteraan rakyat (termasuk buruh) semakin rendah. Karena permasalahan ini masih berkaitan dengan gaji, maka solusinya sama dengan point pertama, yaitu dengan meningkatkan pendapatan buruh sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan standar kebihdupan di daerah yang bersangkutan.

3. Problem PHK 
Masalah ini tentu saja juga sangat krusial bagi buruh, soslusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membuak regulasi/peraturan yang melarang segala bentuk pemecatan sepihak dan kewajiban pemberian insentif yang sesuai ketika PHK tidak dapat dihindari lagi.

4. Problem tunjangan sosial dan kesehatan 
Para buruh berhak mendapatkan tunjangan sosial dan tunjangan kesehatan dari perusahaan tempat ia bekerja. Keterjaminan dan kenyamanan hidup yang baik pada suatu pekerjaan justru akan menambah produktivitas pekerja. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan mebuat regulasi pemberian tunjangan sosial dan tunjangan kesehatan bagi para buruh yang sesuai dan didasarkan atas prinsip keadilan. 

5. Problem lapangan kerja 
Maslaah ini muncul akibat kesenjangan yang terjadi antara jumlah para pencari kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. Satu-satunya solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan meningkatkan semangat berwirausaha di tengah-tengah masyarakat. Semakin banyak wirausahawan yang muncul, maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, semangat kewirausahaan harus ditanamkan di tengah-tengah masyarakat dan pemerintah harus memberikan faslitas yang dapat mempermudah dan mendukung kelangsungan usaha baru.

Terdapat beberapa tahapan dalam pertumbuhan industri, secara garis besar dapat kita rangkum kedalam tiga tahap berikut:

  1. Sistem Domestik, tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka milikisendiri. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barangyang dikerjakan. Majikan membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau jumlah barang yang dihasilkan. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.                                  
  2. Manufaktur, Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutuproduksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerjadidirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan. Rumahbagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan. 
  3. Sistem Pabrik, Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luarkota. Tempat tersebut untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri di adakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkanratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk dipasarkan.
LihatTutupKomentar

Iklan