Garis Besar Teori Sistem Dunia - Immanuel Wallerstein
Teori sistem dunia lahir pada tahun 1970-an sebagai alternatif atas
pertentangan antara teori modernisasi
dan dependensi. Immanuel Wallerstein mengemukakan banyaknya peristiwa sejarah dalam
Tatanan Ekonomi Kapitalis Dunia yang tidak dapat dijelaskan oleh kedua
perspektif pembangunan tersebut secara
memuaskan. Kemajuan yang diperoleh negara-negara Asia Timur (Jepang, Taiwan,
Korea Selatan, Hongkong dan Singapura) bukanlah semata-mata disebabkan oleh hasil
kerja para imperialis, pembangunan yang bergantung, atau ketergantungan yang
dinamis, karena industri di kawasan ini secara nyata menjadi sebuah tantangan
bagi Amerika serikat.
Kegagalan Revolusi Kebudayaan, stagnasi ekonomi di negara-negara
sosialis, perkembangan yang evolutif dan mulainya negara sosialis menerima
investasi modal asing yang kapitalistik yang menandai kegagalan Marxisme revolusioner dan revolusi Marxisme. Munculnya
krisis di Amerika Serikat, Perang Vietnam, Krisis Watergate, embargo minyak tahun
1975, inflasi ekonomi Amerika pada akhir
1970-an, kebijaksanaan perdagangan dan investasi produktif, defisit anggaran
belanja pemerintah, defisit neraca
pembayaran yang makin meluas pada tahun
1980-an menandai hancurnya hegemoni politik
ekonomi Amerika.
Teori sistem dunia berasumsi bahwa semua proses perekonomian
terjadi dalam kerangka sistem ekonomi kapitalis dunia. Menurut Wallerstein, pembangunan
atau keterbelakangan dari suatu wilayah geografis tertentu tidak dapat
dianalisis tanpa meletakan wilayah geografis tersebut dalam konteks irama
siklus dan kecenderungan perputaran ekonomi dunia secara keseluruhan.
Unit analisis teori sistem dunia meliputi: sejarah kapitalisme dunia, sistem dunia, dan spesifikasi sejarah lokal. Dunia ini hanya memiliki satu sistem saja, yaitu sistem ekonomi kapitalis. Tidak ada negara yang dapat melepaskan diri dari sistem ekonomi kapitalis yang mengglobal. Teori sistem dunia melihat kapitalisme bersifat eksploitatif dan menganjurkan perubahan besar hubungan ekonomi global.
Teori sistem dunia mengklasifikasikan negara-negara di dunia
kedalam tiga kelas, yaitu: negara sentral, negara semi-pinggiran dan negara
pinggiran. Negara inti mengeksploitasi negara semi-pinggiran dan negara
pinggiran. Status negara sentral, semi-pinggiran dan pinggiran dapat berubah
sewaktu-waktu. Perubahan negara pinggiran menjadi negara semi-pinggiran dapat
dilakukan dengan cara menangkap dan memanfaatkan peluang (investasi) promosi
dan strategi berdiri di atas kaki sendiri. Negara semi-pinggiran dapat merubah
statusnya menjadi negara inti dengan cara melakukan perluasan pasar serta
pengenalan teknologi modern yang bersaing melalui harga dan kualitas.
Negara semi pinggiran muncul karena adanya usaha untuk mengurangi
pertentangan, kecemburuan dan kesenjangan yang terlalu jauh, sebagai sarana
untuk mengembangkan modal. Menurut Wallerstein, ada tiga tahap perkembangan
sejara kapitalisme, yaitu:
(1) tahap sistem mini, unit-unit ekonominya
relatif kecil dan produksi hanya ditujukan untuk konsumsi sendiri;
(2) tahap kekaisaran dunia, menggabungkan sejumlah
sistem mini dengan landasan sistem ekonomi agraris dibawah kekuasaan politik
militer;
(3) tahap ekonomi dunia, munculnya kapitalisme
sesbagai sistem ekonomi dominan di dunia.