POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI




Oleh : Yeni Kurniawan, 
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Perkembangan jaman saat ini semakin pesat, teknologi yang digunakan semakin maju, canggih dan modern. Banyak industri yang berdiri baik di kota maupun di pedesaan. Wilayah pedesaan yang strategis dipilih untuk memudahkan distribusi. Hal ini mengakibatkan terjadinya transformasi mata pencaharian. Masyarakat mengalami transisi atau perubahan mata pencaharian dari sektor pertanian sebagai petani dan buruh tani menuju sektor non pertanian sebagai buruh pabrik serta membuka usaha jasa.

Keadaan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama pada kehidupan sosial ekonomi mengalami perubahan dan peningkatan. Berdirinya industri dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Mereka dapat bekerja di sektor industri sebagai karyawan dan dapat membuka usaha. Dahulu, masyarakat memiliki sifat solidaritas sosial yang kuat. Namun, tanpa disadari keberadaan industri mengakibatkan solidaritas sosial mulai melemah. Ciri-ciri masyarakat pedesaan mulai memudar.


Masyarakat semakin heterogen, individual, sibuk bekerja dan meninggalkan kegiatan sosial yang selama ini diikutinya. Karena pembagian kerja yang tinggi. Oleh karena itu, masyarakat memerlukan strategi bertahan agar usahanya tetap bertahan bahkan berkembang. Strategi bertahan yang dimiliki masyarakat antara lain : pertama, adaptasi sosial ekonomi dengan cara masyarakat mengikuti kegiatan sosial ekonomi dan memiliki pekerjaan sampingan. Kedua, masyarakat memiliki strategi usaha dengan cara berperilaku baik dan menjalin relasi sosial dengan pemerintah kelurahan. Ketiga, menjalin relasi dengan keluarga, rekan kerja dan masyarakat. Empat, masyarakat Jetis tidak hanya fokus pada satu pekerjaan. Selain itu mereka mengajarkan pola yang ada dalam masyarakat kepada anak.


LihatTutupKomentar

Iklan