Teori Kependudukan Aliran Neo-Malthusian




Teori Malthusian mulai diperdebatkan kembali pada ahir abad ke-19 dan permulaan abad 20 dimana pada saat itu orang-orang mulai mempercayai bahwa pernyataan Malthus benar-benar terjadi. Malthus kembali populer pada tahun 60-an. Peringatan Malthus dipandang pradini (terlalu awal) dimasanya, namun pernyataan tersebut menjadi tepat disaat ini. Orang-orang yang percaya dengan pernyataan Malthus ini mengatakan “it has come true, it is happening”. Aliran ini dipelopori oleh Garrent Hardin dan Paul Ehrlich, mereka lebih radikal dan kurang setuju dengan pernyataan Malthus, karena hanya menyarankan moral resistant saja dalam membatasi pertumbuhan penduduk. Menurut mereka, pembatasan peduduk harus dilakukan dengan cara “preventive checks” seperti penggunaan alat-alat kontrasepsi dan pengguguran kandungan untuk mengurangi jumlah kelahiran.
Menurut aliran ini, dunia baru sudah mulai tidak mampu menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah. Tiap minggu, lebih dari satu juta bayi lahir di dunia, ini berarti satu juta mulut lagi yang harus diberi makan. Mungkin pada abad ke-19 orang masih bisa mengatakan bahwa apa yang diramalkan Malthus tidak mungkin terjadi tetapi sekarang beberapa orang percaya bahwa hal tersebut benar-benar terjadi. Dalam bukunya “The Population Bomb” tahun 1971, Paul Ehrlich[1] menyatakan bahwa : (1) dunia ini sudah terlalu banyak manusia; (2) keadaan bahan makanan sudah sangat terbatas; (3) karena terlalu banyak manusia di dunia ini, lingkungan mulai tercemar.
Aliran ini juga memunculkan perdebatan tentang datangnya hari kiamat (The Doomsday Debate). Mereka meramalkan akan datangnya hari kiamat dimana berbagai malapetaka seperti kelaparan, peperangan (memperebutkan sumberdaya alam), revolusi, wabah dan kekacauan akan terjadi dalam beberapa dasawarsa mendatang sehingga menimbulkan kekacauan massal.
Pada tahun 1972, Meadow dalam bukunya “The Limit to Growth” membuat gambaran masa depan dunia yang penuh dengan kesuraman dan pesimisme. Gambaran tersebut memuat hubungan antara variabel lingkungan yang meliputi: penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumberdaya alam dan polusi. Dalam gambaran tersebut jelas terbaca bahwa waktu persediaan sumberdaya alam akan terus berkurang dan habis pada tahun 2100. Walaupun asumsi tersebut tidak sepenuhnya tepat, tapi malapetaka seperti kelaparan, polusi, dan kehabisan sumberdaya alam tidak dapat dihindari, hanya saja waktunya dapat tertunda. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan, yaitu membiarkan malapetaka itu terjadi, atau manusia membatasi jumlah populasi dan mengela lingkungan dengan bijak.
Para ahli biologi dan lingkungan menyambut positif buku The Limit to Growth ini, karena mempunyai kesamaan pendapat dimana daya tampung dunia ini terbatas. Sementara para ahli ilmu sosial mengkritik karya Meadow yang fenomenal ini. Ia dianggap mengabaikan unsur sosial-budaya dalam pembuatan model tersebut.


[1] Ibid., h. 54
LihatTutupKomentar

Iklan